Ahyudin, pendiri ACT, menjadi sorotan publik setelah isu mengenai dugaan penyelewengan biaya bantuan demi korban kecelakaan Lion Air mencuat. Dengan konteks yang kaya kontroversi ini, Ahyudin mengajukan permohonan pembebasan serta alasan memiliki 14 anak yang merupakan tanggung jawab besar. Dengan keadaan ini, influensial demi memahami pengaruh sosial dari kasus tersebut, tidak hanya terhadap Ahyudin dan keluarganya, tetapi juga terhadap korban dan penerima biaya yang diharapkan mendapatkan bantuan baik waktu. Diskusi tentang etika dengan administrasi biaya amal juga menjadi relevan, mengingat tugas lembaga seperti ACT dengan menghadirkan pengaruh bermanfaat kepada masyarakat. Pembaca dapat merenungkan betapa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dengan manajemen non profit untuk dapat terus menghadirkan kegunaan dan menghindari skandal yang negatif semua pihak.